~

~
by: Novi Ambarsari (vivovin)
menulis adalah secangkir teh hangat. silakan diminum selagi hangat. maka dengan ini, selamatlah membaca selagi ampasnya mengendap~

Tuesday, December 8, 2015

Melawan Perasaan Tak Bernama

Aku sering didatangi perasaan-perasaan tidak bernama. Sering pula melawan perasaan-perasaan itu. Aku, bahkan melawan diriku sendiri. Karena mungkin perlawanan diperuntukkan bagi ketidakinginan, ketidakcocokan, ketidakselarasan. Perlawanan, datang karena aku tidak mau sedang aku yang lain malah bertentangan.

Tidak.. bukan. Bukan berkepribadian ganda. Aku hanya sedang berusaha menjadi seharusnya. Karena kadang diri ini ingin sekali berlaku seinginnya, mengikuti apa yang dianggap menyenangkan padahal sebenarnya tidak terlalu membahagiakan. 

jadi semacam men-training diri sendiri. Memberikan banyak perlakuan dan memilih mana cara yang cocok. Dengan begini aku jadi tau apa kemauanku, siapa diriku, dan tidak perlu melakukan ritual-ritual test kepribadian dan lain sebagainya lagi untuk mengenal kelebihan dan kekuranganku. 

ditengah-tengah usaha untuk melatih diri itu, kadang-kadang ada perlawanan. Antara jiwa dan akal--atau yang mudah dikenal sebagai nafsu. 

Dan memang perempuan namanya kalau setiap kubik kehidupan selalu dibungkus dengan perasaan. Yang katanya punya firasat lebih tajam dari laki-laki. Yang katanya sensitif dan ingin dimengerti. Perasaan-perasaan wanita memang jarang yang tertebak sempurna apalagi terjelaskan dengan gamblang. Mungkin dia, wanita, tersenyum seolah sedang bahagia. Tapi siapalah yang tahu hatinya, pikirannya, jiwanya. Perasaan yang kadang wanita sendiri tidak tahu apa namanya. 

Termasuk aku..




0 responses:

Post a Comment

Copyright © 2014 The Words World