Kanak-kanak
"Aku suka sekali mencari perhatianmu. Dengan menangis, misalnya. Atau dengan cara lain seperti memanggil-mangil namamu di tengah keheningan. Aku mau diperhatikan. Tapi aku tidak berani memungkiri bahwa aku masih saja melupakan, menomorduakan Tuhan."
------------------------------------------------------------------
Tuhan ku yang maha mendengar, aku sangat yakin Tuah mendengarhalusnya suara hati manusia yang sedang menulis ini.Oleh karena
keyakinan yang sangat bahkan amat itu, seringkali aku berbicara padamu tanpa
kata tapi suara. Suara yang hanya mampu terdengar oleh engkau, Tuhanku, dan
aku. Tapi seringkali pula, aku menjadi hamba yang berisik, meskipun Tuhan tidak
pernah mengatakan bahwa aku berisik jika menyuarakan curhatanku, ceritaku,
pertanyaan-pertanyaanku, dan lainnya.
Dihadapanmu, Tuhanku Yang Maha Besar, aku adalah kanak-kanak.
Merengek dan manja adalah kebiasaan bahkan menjadi sifatku, ketika dihadapanmu.
Aku, bukan mirip lagi, tapi memang adalah anak kecil yang jika aku gambarkan,
seperti sedang menangis menarik lengan baju orang tuanya, meminta sebuah es
krim seharga seribu rupiah.
Tuhanku Yang Maha Istimewa, aku tidak akan pernah menjadi
dewasa dihadapanmu. Aku tetaplah anak-anak yang terkadang merengek di malam
hari atau remaja yang selalu butuh didengar curhatannya.
Tuhan, teguhkan aku yang maha terbolak-balik hatinya ini. Anak
kecil selalu ingin ditemani, bahkan saat hendak ke kamar mandi. Anak kecil
selalu minta digendong, bahkan baru berjalan beberapa langkah pun. Anak kecil
selalu butuh diusap-usap ubun-ubunnya agar tenang. Oh ya Tuhan, betapa manjanya
anak kecil satu ini.
Tuhan, apakah aku terlalu banyak bertanya? Karena aku sering
sekali bertanya mengapa suatu hal terjadi, mengapa begini, mengapa itu begitu..
aku sangat ingin tahu alasan sesuatu. Termasuk, alasan mengapa sesuatu engkau
larang. Apakah dengan seperti itu, aku termasuk hamba yang tidak patuh?
Aku suka mencari perhatianmu. Dengan menangis, misalnya. Atau
dengan cara lain seperti memanggil-manggil namamu ditengah keheningan. Aku mau
diperhatikan. Tapi aku tidak berani memungkiri bahwa aku masih saja sering
melupakan, menomorduakan Tuhan.
Tuhanku, seorang anak kecil ini merindukan, benar-benar
merindukan pertemuan dengan penciptanya. Tapi anak kecil sepertiku ini tidak
mau menunggu. Cukup menikmati perjuangan dan perjalanan yang panjang ini. Pada saatnya,
waktu itu akan sampai. Bukankah aku hanya cukup mempersiapkan segalanya? Berpenampilan
yang baik, berpakaian yang bersih, mempersiapkan senyuman paling indah, dan
satu lagi, bekal selama diperjalanan. Karena anak kecil sepertiku, mudah lapar
dan kelelahan..
Bismillah...
ascrambleofthought.blogspot.com |
0 responses:
Post a Comment