~

~
by: Novi Ambarsari (vivovin)
menulis adalah secangkir teh hangat. silakan diminum selagi hangat. maka dengan ini, selamatlah membaca selagi ampasnya mengendap~

Sunday, August 16, 2015

Kanak-kanak



"Aku suka sekali mencari perhatianmu. Dengan menangis, misalnya. Atau dengan cara lain seperti memanggil-mangil namamu di tengah keheningan. Aku mau diperhatikan. Tapi aku tidak berani memungkiri bahwa aku masih saja melupakan, menomorduakan Tuhan."

------------------------------------------------------------------

Tuhan ku yang maha mendengar, aku sangat yakin Tuah mendengarhalusnya suara hati manusia yang sedang menulis ini.Oleh karena keyakinan yang sangat bahkan amat itu, seringkali aku berbicara padamu tanpa kata tapi suara. Suara yang hanya mampu terdengar oleh engkau, Tuhanku, dan aku. Tapi seringkali pula, aku menjadi hamba yang berisik, meskipun Tuhan tidak pernah mengatakan bahwa aku berisik jika menyuarakan curhatanku, ceritaku, pertanyaan-pertanyaanku, dan lainnya.

Dihadapanmu, Tuhanku Yang Maha Besar, aku adalah kanak-kanak. Merengek dan manja adalah kebiasaan bahkan menjadi sifatku, ketika dihadapanmu. Aku, bukan mirip lagi, tapi memang adalah anak kecil yang jika aku gambarkan, seperti sedang menangis menarik lengan baju orang tuanya, meminta sebuah es krim seharga seribu rupiah. 

Tuhanku Yang Maha Istimewa, aku tidak akan pernah menjadi dewasa dihadapanmu. Aku tetaplah anak-anak yang terkadang merengek di malam hari atau remaja yang selalu butuh didengar curhatannya.

Tuhan, teguhkan aku yang maha terbolak-balik hatinya ini. Anak kecil selalu ingin ditemani, bahkan saat hendak ke kamar mandi. Anak kecil selalu minta digendong, bahkan baru berjalan beberapa langkah pun. Anak kecil selalu butuh diusap-usap ubun-ubunnya agar tenang. Oh ya Tuhan, betapa manjanya anak kecil satu ini.

Tuhan, apakah aku terlalu banyak bertanya? Karena aku sering sekali bertanya mengapa suatu hal terjadi, mengapa begini, mengapa itu begitu.. aku sangat ingin tahu alasan sesuatu. Termasuk, alasan mengapa sesuatu engkau larang. Apakah dengan seperti itu, aku termasuk hamba yang tidak patuh?

Aku suka mencari perhatianmu. Dengan menangis, misalnya. Atau dengan cara lain seperti memanggil-manggil namamu ditengah keheningan. Aku mau diperhatikan. Tapi aku tidak berani memungkiri bahwa aku masih saja sering melupakan, menomorduakan Tuhan. 

Tuhanku, seorang anak kecil ini merindukan, benar-benar merindukan pertemuan dengan penciptanya. Tapi anak kecil sepertiku ini tidak mau menunggu. Cukup menikmati perjuangan dan perjalanan yang panjang ini. Pada saatnya, waktu itu akan sampai. Bukankah aku hanya cukup mempersiapkan segalanya? Berpenampilan yang baik, berpakaian yang bersih, mempersiapkan senyuman paling indah, dan satu lagi, bekal selama diperjalanan. Karena anak kecil sepertiku, mudah lapar dan kelelahan..


Bismillah... 

ascrambleofthought.blogspot.com

0 responses:

Post a Comment

Copyright © 2014 The Words World