Semakin Dibicarakan, Semakin Cinta
Saya pernah membaca kalimat, semacam pepatah atau kata
mutiara disalah satu jejaring sosial yang intinya seperti ini,
“semakin sering kita membicarakan seorang yang kita sayangi, maka akan semakin bertambah pula rasa sayang kita terhadap seseorang tersebut.”.
Entah bagaimana tiba-tiba kalimat tersebut muncul dari
ingatan dan membuat saya diam sejenak. Kemudian teringat kisah teman-teman yang juga pernah saya alami. Kisah nyata tentang seseorang yang sedang
jatuh cinta kepada lawan jenisnya, tentang jiwa yang gundah ketika tidak
menyebut nama atau bertemu sosok itu meski hanya sehari, tentang lamunan dan
senyum yang tiba-tiba melambung tanpa sengaja ketika mengingatnya, tentang
perasaan yang membuat jantung berdegup kencang ketika bertemu dengannya.
Pernahkah teman-teman mengalaminya?
Saat itu hari senin, hari pertama dalam satu minggu yang
merupakan hari ke Sembilan bulan Ramadhan. Ya, tepatnya setelah shalat shubuh,
kalimat itu teringat seketika. Yang saya pikirkan adalah, jika saya bisa
mengungkapkan perasaan kapada manusia seharusnya pengungkapan itu jauh lebih
mudah dan besar tentang kecintaan saya terhadap sang Mahapencipta.
Jika saya bisa dengan mudah menceritakan kisah-kisah saya dengannya, cerita-cerita bagaimana sosoknya, tentu seharusnya akan lebih mudah lagi bagi saya untuk menceritakan kasih sayang-Nya kepada manusia. Karena cinta-Nya yang abadi dan sudah dengan jelas tersirat pada apa-apa yang kita temui di Dunia ini. Kenikmatan, keajaiban, pertolongan, dan kedamaian yang Allah swt. berikan kepada hamba-Nya. Dan jika getaran dalam dada mengganggu konsentrasi saya saat bertemu dengannya, maka seharusnya bercakap-cakap dengan-Nya, menyebut dan mendengar nama-Nya, bisa menggetarkan jiwa saya bahkan dengan hebat sehingga dimanapun kaki melangkah akan tercipta senyum yang tersirat nama-Nya.
Jika saya bisa dengan mudah menceritakan kisah-kisah saya dengannya, cerita-cerita bagaimana sosoknya, tentu seharusnya akan lebih mudah lagi bagi saya untuk menceritakan kasih sayang-Nya kepada manusia. Karena cinta-Nya yang abadi dan sudah dengan jelas tersirat pada apa-apa yang kita temui di Dunia ini. Kenikmatan, keajaiban, pertolongan, dan kedamaian yang Allah swt. berikan kepada hamba-Nya. Dan jika getaran dalam dada mengganggu konsentrasi saya saat bertemu dengannya, maka seharusnya bercakap-cakap dengan-Nya, menyebut dan mendengar nama-Nya, bisa menggetarkan jiwa saya bahkan dengan hebat sehingga dimanapun kaki melangkah akan tercipta senyum yang tersirat nama-Nya.
Kalimat pepatah itu semakin membuat saya berpikir bahkan
saat mengubah bahasa listrik diotak saya menjadi tulisan-tulisan ini.
Jika saya boleh mengubah kalimat pepatah yang hanya saya
rangkum menjadi sebuah inti kalimat diatas, maka saya akan merubah beberapa
kata menjadi seperti ini,
“semakin sering kita membicarakan Allah swt. yang kita cintai, maka akan semakin bertambah pula rasa cinta kita terhadap-Nya, Tuhan Yang Mahaesa.”
Setuju???
0 responses:
Post a Comment