Sajak Kepada Yang Kupijak
saat puisi dijadikan sebagai "surat cinta", adakah ia tak sekedar dibaca? mungkin iya, mungkin tidak. tapi dari gelap yang paling nyeri, seseorang melantunkan bahasa paling misteri, puisi..
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika dapat kuutarakan agar cinta menjadi sempurna,
Aku ingin tertidur di tubuhmu,
Mendengar rumput-rumput yang hanya bisa mengetuk-ngetuk ubin yang dingin
Aku ingin memeluk lengan kokoh di simpang kebebasan penjual koranyang kulitnya legam sesekali ia pukul kulitmu bagai gendang
karena setiap bisingnya ia selalu bercerita tentang sakitnya tubuhmu dikoyak untuk mengeluarkan bijih-bijih logam menjadi lengan.
Jika boleh kujadikan cinta menjelma
Kutanggalkan laku kugulung kata sehingga
Cinta dengan bebas memainkan peran asalnya
Dan lipatan berlemak senyum moncong-moncong karbon lalu lalang dalam paru-parumu
Jadi bunga-bunga di simpang lampu yang dibagikan Cuma-Cuma
Hingga kaca-kaca diputar dibuka
Aku ingin
Cinta tak lagi sekedar cinta sebatas menghapus luka
atau cinta pada ukiran bendera-bendera slogan
cinta bagaimana yang kau mau bukan merajakanmu
cinta mana yang kau tunggu kau rindu?
0 responses:
Post a Comment