~

~
by: Novi Ambarsari (vivovin)
menulis adalah secangkir teh hangat. silakan diminum selagi hangat. maka dengan ini, selamatlah membaca selagi ampasnya mengendap~

Sunday, March 18, 2012

Warna Dalam Kanvas Kehidupan


“Tidakkah mereka merasa bahwa cemoohan adalah beban yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Tidakkah mereka tahu bahwa sindiran adalah mutlak racun terampuh untuk membunuh korban? Dan tidak pernahkah dalam benak mereka tergelitik oleh suatu perkiraan seperti, “Jika aku menjadi dia, bagaimana perasaanku?” atau setidaknya tanpa berpikir pun, tidak pernahkah mereka melihat kenyataan dari sebuah sindiran atau kebencian yang membuat korban merasa semakin anti sosial?”

Ada banyak duri dalam batang kehidupan seperti setangkai bunga mawar. Mengibaratkan jika kita mampu melewati setiap duri, maka kita akan mendapatkan hasil yang tak terbandingkan. Orang-orang yang membenci kita dari jauh atau dari dekat pun adalah duri yang semarak. Ia ramai dalam peredaran atau siklus kehidupan. Sebaik apapun kita, setangguh apapun kita selalu ada duri-duri itu. 

Sebenarnya mereka adalah warna-warna yang meninggalkan berkas cantik dalam kanvas kehidupan kita. Tapi tergantung bagaimana kita mengenalnya. Kenalilah mereka sebagai warna yang indah. Maka kanvas kehidupan kita pun semakin indah oleh warna mereka. 



Tapi jangan biarkan mereka yang membenci kita adalah pembatas langkah untuk terus maju melanjutkan hidup. Jangan biarkan mereka menyebar virus putus asa dan ketakutan. Mereka adalah bunga-bunga, pelangi, awan-awan warna-warni dan tanpa mereka kehidupan kita akan sama dalam setiap babak. Mungkin saja mereka adalah pengoreksi yaitu sebagai pendorong kita untuk berpikir dan berintrospeksi, sebagai penyemangat untuk terus maju dan lebih baik.

“Teruslah mencemoohku jika itu bisa membuat kalian bahagia. Sedang aku akan terus tersenyum disini Karena kehadiran kalian. Terimakasih kesediaannya untuk membuat hidupku semakin berwarna.”

0 responses:

Post a Comment

Copyright © 2014 The Words World