~

~
by: Novi Ambarsari (vivovin)
menulis adalah secangkir teh hangat. silakan diminum selagi hangat. maka dengan ini, selamatlah membaca selagi ampasnya mengendap~

Thursday, March 20, 2014

Kenapa Golput ?


pernah ngga sih ke toko baju dan mbak-mbak SPG-nya nawarin kamu berbagai macam warna baju dan yang terjadi selanjutnya adalah kamu bingung pilih warna yang mana? ini cuma pertanyaan pemanasan nih sebelum tulisan panjang ini saya gelar~
banyak warna. semakin banyak, semakin bingung.

mirip sama milih calon ketua OSIS misal, atau caleg, presiden, dan kawan-kawan.
tapi guys, milih pemimpin ngga sesederhana milih warna baju. pilihan apapun itu ternyata punya pertanggungjawaban

terus, tentang pilih-memilih ini, akhir-akhir ini kata-kata golput lagi mem-booming. ada yang pernah nanya, golput itu termasuk pilihan ngga sih? iya, golput termasuk pilihan. terus ada yang nanya lagi : tapi kan mereka ngga memilih siapa-siapa, gimana bisa dibilang golput termasuk pilihan? mereka ngga memilih, lho... 

tetep. golput adalah sebuah pilihan. pilihan yang dipilih oleh orang yang memilih untuk tidak memilih siapa-siapa.

saya sendiri ngga ingin golput, meskipun pernah sekali golput karena ikut-ikutan waktu pemilihan ketua OSIS SMP. justru mereka yang memilih golput membuat saya mikir dan bertanya-tanya.



kenapa mereka golput?
apa gara-gara tidak ada pilihan lagi?
atau mungkin mereka lelah memilih?
atau...
sudah tidak ada lagi yang pantas dipilih dan mereka memutuskan untuk tidak memilih daripada memilih orang yang salah?
mungkin iya, mungkin ngga.

ada yang berpendapat, golput itu ngga menghargai hak yang sudah diberikan. yaitu hak memilih. ada yang urun suara, kalau golput itu adalah cara terbaik. sebagian ada yang bilang kalau seseorang itu sebaiknya jangan golput karena ketika ternyata pilihan terbanyak jatuh pada orang yang salah, kita akan menyesal dan terpaksa harus menjalankan ritual peng-ihklas-an diri yang pahit. bahkan ada yang sampai menghukumi tindakan golput. menurut saya itu adalah sesuatu yang cukup berani.


ok, balik lagi ke alasan kenapa dilakukan golput.

kalau ternyata karena tidak ada yang pantas dipilih, apa seburuk itukah calon-calon yang notabene telah "memberanikan" diri maju mencalonkan dirinya untuk "mengabdi" dan "melayani" ? 
yang saya takutkan adalah alasan golput karena sudah ngga percaya lagi dengan apalah itu namanya pemilu, pemerintahan, dan segala macam keluarganya.

saya lebih takut,
kalau yang terjadi adalah krisis kepemimpinan. mungkin lain kali mari kita bahas tentang ini :)

bagaimanapun, mengembalikan kepercayaan masyarakat itu cukup susah. lingkup kecilnya di kelas, misalnya. akan sangat susah mempercayakan keuangan kelas pada bendahara yang ketahuan korup. apalagi jika ternyata ketua kelas adalah dalang dibalik tragedi korupsi menyedihkan itu. susah.

maka, 
pencerdasan tentang sosok pemimpin dan pengetahuan akan latar belakang calon-calonnya itu sangat penting. takut salah pilih bisa saja berawal dari tidak tahu  , atau ngga mau tahu  (._.)/||

mari buka mata, buka hati.
memilih ngga sekedar milih. kritis. tanggap. jangan begitu saja menelan mentah-mentah apa yang disajikan media. banyak sekali pencitraan yang omong kosong disana. saling menjatuhkan satu sama lain udah biasa. 

golput sebaiknya dihindari aja deh. ayolah, kita sudah diberi hak untuk memilih. kita diberi hak untuk memperbaiki negara dengan memilih sang pemimpin. ayolah, masa ingin membiarkan pilihan terbanyak jatuh pada orang yang salah? 

BERANI MEMILIH, HEBAT !
Selamat datang pemilu 2014! Saksikan aku dan partisipasiku ! :)


2 comments:

  1. bagaimana dengan golput yang telah menjadi hasil dari bahan pertimbangan?,

    ReplyDelete
  2. bagaimanapun, hasil pertimbangan itu buah dari musyawarah. musyawarah, menentukan pilihan. arti golput sendiri terlalu luas kalau cuma dikaitkan sama hal itu. :)

    ReplyDelete

Copyright © 2014 The Words World